Kwarran Tigaraksa

MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG
KWARTIR RANTING GERAKAN PRAMUKA
KECAMATAN TIGARAKSA

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sebagai bagian dari kwartir secara keseluruhan, kwartir ranting menjadi bagian terpenting dalam pengembangan kepramukaan di suatu wilayah kecamatan atau bagian wilayah kecamatan. Demikian juga pada Kecamatan Tigaraksa, pengembangan kepramukaan telah mengakar sampai pada tingkat gugus depan baik gugus depan pada satuan pendidikan maupun gugus depan komunitas.
Sebagai bagian dari wilayah otonom Kabupaten Tangerang, Kecamatan Tigaraksa menjadi bagian terpenting baik secara geografis, demografis maupun sosial.Bahkan telah berkembang menjadi Ibukota Kab. Tangerang ( Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1995 tentang pemindahan ibukota Kabupaten DATI II Tangerang dari wilayah wilayah Kotamadya DATI II Tangerang ke Kecamatan Tigaraksa ) sejak berpisahnya antara Kab. Tangerang dan Kota Tangerang melalui UU No. 2 Tahun 1993 tertanggal 28 Pebruari 1993 tentang pembentukan Kota Tangerang.Dengan kekuatan 12 desa dan 2 kelurahan didukung dengan berbagai potensi yang mumpuni, Kecamatan Tigaraksa sudah barang tentu harus mampu menjadi kiblat dari kecamatan yg lain dan harus siap menjadi yang terdepan dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia, termasuk pengembangan melalui pembinaan kepramukaan.Perencanaan pengembangan merupakan proses panjang yang ingin dicapai dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Pencapaian ini harus memperhitungkan potensi, sumber daya, permasalahan, peluang, dan kendala yang mungkin saja timbul pada setengah perjalanan. Pedoman pencapaiannya dituangkan dalam visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi perkembangan masa depan.
Dalam rangka pencapaian tersebut diperlukan strategi jitu, yaitu :
1. Motivasi untuk percepatan perubahan yang direncanakan;
2. Diagnosa organisasi terhadap pencapaian hasil yang ingin dicapai secara obyektif;
3. Komitmen pada aktivitas dan kegiatan di masa depan;
4. Adaptasi dan service excellence (pelayanan yang prima);
5. Mengembangkan tranparansi menuju kearah good governance.
Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Tigaraksa merupakan kwartir ranting induk.Sebelum Kecamatan Jambe terbentuk, KapermatJambe menjadi bagian dari Kecamatan Tigaraksa.Sehingga saat itu Kecamatan Tigaraksa terdiri dari 24 desa.Pada saat ini Kecamatan Tigaraksa terdiri dari 14 desa dan Kecamatan Jambe terdiri dari 10 desa.
Sampai saat ini Kwartir Ranting Tigaraksa masih berstatus sebagai Kwartir Ranting induk.Terlebih lagi dengan status ibukota kabupaten dan keberadaan Polsek Tigaraksa yang wilayah hukumnya meliputi Kecamatan Tigaraksa dan Kecamatan Jambe.Demikian juga Koramil 11Tigaraksa yang wilayah teritorialnya meliputi Kecamatan Tigaraksa dan Kecamatan Jambe.
Maka dari itu perlu dipandang penting untuk membuat profil dan data tentang Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Tigaraksa. Kajian ini bertujuan memperoleh gambaran utuh dan detail tentang Kecamatan Tigaraksa dan Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Tigaraksa.
Landasan Yuridis
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka;
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Keputusan Presiden Nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka;
7. Keputusan Musyawarah Nasional Nomor 11/Munas/2013 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;
8. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 214 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega;
9. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 220 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-pokok Organisasi Gerakan Pramuka;
10. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 223 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Organisasi dan Tata Kerja Kwartir Cabang Gerakan Pramuka;
11. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 224 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Organisasi dan Tata Kerja Kwartir Ranting Gerakan Pramuka;
12. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 225 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka;
13. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 231 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugus Depan Gerakan Pramuka;
14. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 170.A Tahun 2008 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka;
15. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 162.A Tahun 2011 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Sistem Administrasi Kwartir Gerakan Pramuka;
16. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 174 Tahun 2012 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pakaian Seragam Anggota Pramuka;
17. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 175 Tahun 2012 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka;
18. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 176 Tahun 2013 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega;
19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014 tentang Pakaian Seragam Sekolah Bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
23. Keputusan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Tangerang Nomor 005 Tahun 2008 tentang Nomor Urut Kwartir Ranting Gerakan Pramuka se-Kabupaten Tangerang.
24. Keputusan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Tangerang Nomor Tahun 2013 tanggal 2013 tentang Susunan Pengurus Majelis Pembimbing Ranting, Kwartir Ranting dan Badan Kelengkapan Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Tigaraksamasa bakti 2012-2015.
Kondisi Geografis
Kecamatan Tigaraksa merupakan wilayah tengah berada pada dataran rendah dengan ketinggian 44 mdpl, jarak dari kec. Tigaraksa ke kantor Kab. Tangerang hanya 2 km dan merupakan ibukota Kabupaten Tangerang yang berbatasan dengan Jambe, Cisoka, Solear, Cikupa, Panongan, Balaraja dan Kab. Bogor.
Sehingga Kecamatan Tigaraksa termasuk wilayah beriklim tropis, dengan suhu campuran angin pegunungan dengan iklim laut. Adapun luas wilayah Kecamatan Tigaraksa yaitu 48,74 KM2 atau 4,23% dari luas wilayah Kabupaten Tangerang yaitu 959,61 KM2.Secara geografis, Kecamatan Tigaraksa terletak di tengah wilayah Kabupaten Tangerang, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Cikupa dan Balaraja;
• Sebelah Timur berbatasan dengan Cikupa dan panongan;
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Jambe dan Kab. Bogor
• Sebelah Barat berbatasan dengan Solear dan Cisoka
Kecamatan Tigaraksa didukung dengan 12 Desa dan 2 Kelurahan, yaitu :
1. Desa Pasir Bolang
2. Desa Cisereh
3. Desa Pasir Nangka
4. Desa Pematang
5. Desa Pete
6. Desa Tegalsari
7. Desa Mata Gara
8. Kelurahan Kadu Agung
9. Desa Marga Sari
10. Desa Sodong
11. Desa Tapos
12. Desa Bantar Panjang
13. Desa Cileles
14. Kelurahan Tigaraksa
Perumahan
1. CitraRaya Tangerang
2. CitraMaja Raya
3. Perum Mustika
4. Puri Permai
5. Perum Tigaraksa
6. Pesona Helikonia
7. Panca Wirasakti
8. Pesona Teratai
9. Pesona Nusa Indah
10. Villa Tatira
11. Padang Golf Takara
12. Perumahan Sudirman Indah
13. Triraksa Village
14. Triraksa Village 2
Kondisi Demografis
Dahulu Kecamatan Tigaraksa hanya memiliki pengaruh yg biasa saja, masih banyak lahan” kosong, padang ilalang dan lahan kavling milik negara, layaknya seperti kecamatan lain pada umumnya, Akhirnya, pada awal tahun 2000, pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang pun di pindahkan Bupati Drs. H. Agus Djunara ke Ibukota Tigaraksa.Pemindahan ini dinilai strategis dalam upaya memajukan daerah karena bertepatan dengan penerapan otonomi daerah, diberlakukannya perimbangan keuangan pusat dan daerah, adanya revisi pajak dan retribusi daerah, serta terbentuknya Propinsi Banten.
Kecamatan Tigaraksa merupakan daerah yang sangat strategis namun perkembangannya belum pesat seperti daerah Balaraja, Cikupa dan Curug, yang bisa dikatakan masyarakatnya hampir tak pernah tidur, selalu saja ada aktivitas siang maupun malam. Setelah perubahan status menjadi ibukota kabupaten dan berkantornya Pejabat Kab. Tangerang, Bupati, wakil Bupati, DPRD, dan jajaran MUSPIDA yg lain, barulah perlahan Tigaraksa mulai ada perkembangan. Sektor industry tidak terlalu banyak, seperti halnya Balaraja, Cikupa dan Curug, karena lebih dititik beratkan pada pemukiman dan perumahan karena faktor pendatang yg masuk menjadi masyarakat Tigaraksa, jasa dan perdagangan. Dengan tumbuhnya sektor-sektor tersebut menyebabkan meningkatnya migrasi penduduk ke daerah Kabupaten Tangerang.
Sedangkan hasil proyeksi penduduk Kecamatan Tigaraksatahun 2012 adalah 131.233 jiwa (laki-laki berjumlah 67.134 dan perempuan berjumlah 64.099). Rasio jenis kelamin sebesar 104.73 yang berarti bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 105 penduduk laki-laki. Tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2012 mencapai 2. 486 penduduk/km², atau setiap satu kilo meter persegi dihuni oleh sekitar 2.486 penduduk.

SEJARAH KOTA TIGARAKSA
Apa yang ada dalam benak jika kita mendengar nama “Tigaraksa” yang jelas bukan nama sebuah perusahaan tentunya. Tigaraksa adalah nama sebuah kecamatan yang sekarang telah berkembang menjadi pusat pemerintahan di tingkat kabupaten tangerang. Ya, boleh di bilang ibukotanya kabupaten tangerang.Apa keistimewaannya sehingga sebuah kecamatan yang bernama tigaraksa ini menjadi salah satu pilar di tangerang, ini tidak lain adalah karena adanya keterkaitan dengan asal mula berdirinya tangerang itu sendiri. Berhubung banyak versi berbeda yang berkembang di masyarakat mari kita kupas satu-satu.

Versi sejarah:

Nama Tigaraksa sendiri tercipta dari asal muasal di utusnya 3 utusan pada masa kerajaan / kesultanan banten.Yang kala itu negara kita masih dalam penjajahan belanda.3 utusan tersebut ialah Aria Yudanegara, Aria Wangsakerta dan Aria Santika. Adapun tugas utama dari ke-3 utusan ini ialah untuk membuat basis-basis pertahanan dari serangan musuh, yang menjadi cikal bakal nama Tigaraksa yaitu tigaraksasa = tiangtiga sebagai kehormatan untuk mengenang para 3 Aria utusan dari kesultanan Banten tersebut. Beberapa nama dari utusan itupun di jadikan nama sebuah jalan yang menghubungkan antara balaraja (tempat bertemunya para raja) dengan Tigaraksa yaitu Jl. Raya Aria Jaya Santika dan Jl. Aria Wangsakara.

Wilayah basis pertahanan ini di jadikan tempat perkampungan dan tempat pemerintahan.Beberapa penduduk perkampungan dari arah timur banyak yang mengungsi kedaerah tersebut untuk menghindari serangan belanda.Lambat laun belanda pun akhirnya dapat menumbangkan pemerintahan dari ketiga Aria tersebut dan pada saat yang bersamaan pula di bangun tugu prasasti di bagian barat Sungai Cisadane oleh Pangeran Soegri, salah seorang putra Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten.Tugu prasasti tersebut oleh masyarakat biasa di sebut “Tanggeran” yang pada akhirnya di kenal sebagai Tangerang. (sumber: tangerangkab.go.id, wikimu.com dan kecamatantigaraksa.com )

Versi Cerita Rakyat:

Lain halnya dengan yang berkembang di masyarakat. Ternyata ada versi lain di balik cerita tentang Tigaraksa. Bahwa nama Tigaraksa itu telah ada sebelum datangnya para utusan kesultanan Banten yaitu cerita di balik 3 tokoh penyebaran islam. Ki Mas Laeng, Ki Seteng dan Syeh Mubarok.
Dahulu kala ada 2 kesatria yang memiliki kesaktian luar biasa, mereka masih memeluk agama hindu yaitu Ki Mas Laeng dan Ki Seteng. Mereka berdua saling bermusuhan hingga akhirnya memutuskan untuk beradu ilmu kesaktiannya untuk menentukan siapa yang paling kuat.
Di antara pertempuran antara hidup dan mati tersebut tanpa sengaja datanglah seorang ulama bernama Syeh Mubarok yang berasal dari negara timur tengah di mana saat itu dia sedang melakukan perjalanan; Nama Syeh Mubarok sendiri di berikan oleh penduduk di masa kemudian tempat di mana dia menetap dan menghabiskan sisa hidupnya.

Kembali pada pertempuran, akhirnya Syeh Mubarok memisahkan pertempuran adu ilmu tersebut. Dengan kearifan sang syeh kedua kesatria itupun memeluk islam hingga meneteskan air mata dan memutuskan untuk menjadi murid .Tempat bertemunya ke 3 tokoh itu sekarang di sebut Cisoka dalam bahasa sunda Ci Soca yang berarti air mata. Maka 2 murid beserta sang Syeh mulai menyebarkan agama islam. Adapun nama dari 2 kesatria di jadikan salah satu nama jalan di daerah Tigaraksa dan Syeh Mubarok sendiri, di makamkan di Kp. Kelapa Dua. wallahualam ( sumber dari beberapa warga pribumi )

Kesimpulan: Sebuah nama dari suatu daerah atau suatu tempat. semuanya tidak luput dari sejarah awal muasalnya. Tujuan utama nama itu sendiri ialah untuk mengenang dan juga sebagai penghormatan bagi para tokoh di masa lalu. Adapun tugas kita sekarang ialah meneruskan semangat dan cita-cita mereka walaupun mungkin cerita yang ada memiliki versi yang berbeda-beda.

Keberadaan Gerakan Pramuka
Keberadaan Gerakan Pramuka di Kecamatan Tigaraksa seiring dengan berdirinya Gerakan Pramuka itu sendiri sebagaimana Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka. Upaya pengembangan kepramukaan pun terus dilakukan dengan berbagai pola, bentuk serta metode kegiatan kepramukaan itu sendiri.Sebagai wilayah yang merupakan ibukota Kabupaten Tangerang, pengembangan kepramukaan cenderung banyak mengalami hambatan dan tantangan.Dimasa tahun 1995 – 2000 an kwarran Tigaraksa cukup banyak menoreh prestasi dan mampu diperhitungkan keberadaannya. Namun, sayangnya masa – masa kejayaan tersebut tidak berlangsung lama sehingga diawal – awal tahun 2001, kwarran Tigaraksa mengalami banyak kemunduran prestasi disebab oleh mulai langkanya SDM yang mumpuni, dan akhirnya kepengurusan kwarran Tigaraksa mengalami mati suri dan kekosongan pimpinan, setelah berakhirnya masa jabatan ka kwarran Drs H. Moch Agus Salim, dan pindah tugas menjadi Kepala Kemenag kala itu. Dan pada akhirnya kami beserta rekan – rekan pengurus yang masih peduli dengan kemajuan Gerakan Pramuka diTigaraksa, mulai merapatkan barisan dan membenahi kepengurusan yg ditandai dengan dilaksanakannya MUSRRAN Kwarran Tigaraksa Tahun 2012 yg bertempat diGedung SKB Tigaraksa.
Pengembangan kepramukaan sampai dengan saat ini kami belum dapat melakukan secara maksimal, hanya baru pada tataran kepengurusan saja

Perkembangan
Selama 4 tahun terakhir, gairah kepramukaan pada Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Tigaraksa sudah terlihat bangkit kembali. Meskipun masih dalam taraf normatif Hal ini terlihat dari semakin maraknya berbagai kegiatan baik pada tingkat gugus depan, partisipasi tingkat cabang dan daerah, maupun Kwartir Ranting.
Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program kegiatan Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Tigaraksa, antara lain :
1. Pengurus kurang kompak, sehingga dalam menjalan organisasi Kwartir Ranting terkesan hanya sekelompok pengurus Kwartir Ranting saja yang menjalankan kegiatan kepramukaan
2. Pola bepikir dalam pengurus belum sampai pada tataran seorang pengelola, amsih berpola dikisaran Gudep saja, sehingga mereka lebih berat menjadi pembina, kebanding menjadi pengurus kwarran
3. Adanya stigma bahwa Gerakan Pramuka sudah ketinggalan jaman
4. Kurangnya ketertarikan generasi muda untuk mengikuti kegiatan kepramukaan
5. Kwalitas Pembina yg belum mumpuni, karena belum memiliki bekal ijazah KMD
6. Kurangnya dukungan pendanaan, baik dari Pemerintah maupun dari pihak lain
7. Anggota Pramuka kurang kreatif menciptakan produk yang dapat dipasarkan, sehingga sumber pendanaan hanya mengandalkan proposal saja dan dana swadaya saja
8. Sosialisasi terhadap peraturan kepramukaan seperti; UU Nomor 12 Tahun 2010, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Petunjuk Penyelenggaraan Kepramukaan, dan peraturan lainnya masih terasa sangat kurang menyentuh sampai tingkat Gugus Depan
9. Pendataan jumlah Anggota Gerakan Pramuka tidak dilakukan secara rutin, sehingga data potensi tidak dapat diketahui secara utuh
10. Kurangnya pembinaan bagi Anggota Pramuka (Peserta Didik dan Dewasa)
11. Majelis Pembimbing (Mabiran, Mabi Saka, Mabisa dan Mabigus) kurang memahami kepramukaan secara utuh
12. Gugus Depan yang melakukan kegiatan Pramuka tidak menyampaikan undangan atau sekurang-kurangnya pemberitahuan kepada Ketua Kwartir Ranting. Termasuk tidak ada laporan apabila melaksanakan kegiatan yang bersifat mandiri atau kegiatan yang bersifat partisipasi.
13. Belum memiliki Satuan Karya Pramuka
Personil
Pengelolaan kepramukaan pada Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Tigaraksa dilaksanakan oleh personil yang telah memiliki kualifikasi kepramukaan. Para Pembina telah banyak yang memiliki kulifikasi Pembina lulusan KMD dan KML.Ditambah dengan keberadaan Pembina lulusan KPD. Untuk penghargaan orang dewasa juga telah memperoleh penghargaan Pancawarsa 1, Pancawarsa 2, Pancawarsa 3, dan Pancawarsa 4 dari Kwartir Daerah Provinsi Banten.

BAB III
P O T E N S I

Potensi Kepengurusan Kwartir Ranting
Kepengurusan Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Tigaraksa untuk masa bakti 2012-2015 sesuai hasil keputusan Musyawarah Ranting Tigaraksa Tahun 2012 dan ditetapkan dengan Keputusan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Nomor Tahun 2013 tanggal 2013 tentang Susunan Pengurus Majelis Pembimbing Ranting, Kwartir Ranting dan Badan Kelengkapan Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Tigaraksa masa bakti 2012 – 2015. Kepengurusan Kwarran Tigaraksa, belum menggunakan masa bakti yg baru, yaitu 5 tahun sesuai dengan perubahan pada keputusan Kwarnas saat MUNAS di Kupang, NTT.

SUSUNAN PENGURUS
KWARTIR RANTING GERAKAN PRAMUKA
KECAMATAN TIGARAKSA MASA BAKTI 2012 – 2015

I. UNSUR PIMPINAN
1. Ketua               : UMDANI, S. Pd
2. Waka I             : PARDI SUPARDI, S. Pd
3. Waka II            : CUCU SYAEFULLAH, S. Pd.I
4. Waka III           : ENCEP NUH, S. Pd
5. Sekretaris        : M. BAGUS SAPUTRA, S. Pd, MM
6. Bendahara I    : HJ. APIDAH
7. Bendahara II   : EPON HARIYATI

  1. KOMISI I ( Program Peserta Didik dan Pembinaan Anggota Dewasa )

 

  1. Andalan Ranting Urusan Siaga Putra           : SUKARMAN, S. Pd
  2. Andalan Ranting Urusan Siaga Putri            : AI SOPIAH
  3. Andalan Ranting Urusan Penggalang Putra : WICAKSONO, S.Pd.I
  4. Andalan Ranting Urusan Penggalang Putri   : EMI RUSTINI
  5. Andalan Ranting Urusan T/D Putra               : ARIEYANTO
  6. Andalan Ranting Urusan T/D Putri                : YULIA HILMA
  7. Andalan Ranting Urusan Pembinaan T/D Putra : USMAN TAUFIK HIDAYAT
  8. Andalan Ranting Urusan Pembinaan T/D Putri            : ROHAENI
  9. Andalan Ranting Urusan Satuan karya : WIDIAWAN, S. P
  10. Andalan Ranting Urusan Kewirausahaan  :ADE ALFABET INDRAWANSYA, S. Pd.SD

II. KOMISI II ( Usaha Dana, Koprasi, Sarana dan Prasarana )

1. Andalan Ranting Urusan Keuangan dan Usaha: RISKI INDAYANTI
2. Andalan Ranting Urusan Pendidikan dan Latihan: DADAN MARDIANA, ST, M. Pd
3. Andalan Ranting Urusan Pengawasan & Evaluasi: WAWAN ARIAWAN, S. Pd
4. Andalan Ranting Urusan Sarana Prasarana : NGATIRIN

III. KOMISI III ( Organisasi dan Hubungan Masyarakat )

1. Andalan Ranting Urusan Humas dan Pengabdian : YUDI NOVIANTO
2. Andalan Ranting Urusan Organisasi : AHMAD HIDAYAT, S. Pd

IV. KOMISI IV ( PEMBANTU ANDALAN /PB )

1. PB. ANRU. SIAGA PUTRA : OPIK ROFIUDIN
2. PB. ANRU. SIAGA PUTRI : MUAWANAH, S. Pd
3. PB. ANRU. PENGGALANG PUTRA : ADE IRWAN
4. PB. ANRU. PENGGALANG PUTRI : DEWI MAPTIMATUL
5. PB. ANRU. PEMBINAAN PENEGAK PUTRA : SYAH BANI ALI, S. Pd
6. PB. ANRU. PEMBINAAN PENEGAK PUTRI : EUIS HARYATI
7. PB. ANRU. SATUAN KARYA : ROFIUDIN
8. PB. ANRU. KEUANGAN DAN DANA : MUHAMAD SAEFULLAH
9. PB. ANRU. PENGAWASAN DAN EVALUASI : SUHENDI
10. PB. ANRU. SARANA DAN PRA SARANA : MUHAMAD YUSUP
11. PB. ANRU. HUMAS DAN PENGABDIAN : USMAN
12. PB. ANRU. URUSAN ORGANISASI : NURYADI

SUSUNAN PENGURUS
MAJELISPEMBIMBINGRANTINGGERAKANPRAMUKA
KECAMATANTIGARAKSA MASABAKTI 2012 – 2015,

1. Ketua : CAMAT TIGARAKSA

2. Wakil Ketua I : DANRAMIL TIGARAKSA

3. Wakil Ketua II : KAPOLSEK TIGARAKSA

4. Wakil Ketua III : SEKCAM TIGARAKSA
5. Wakil Ketua IV : KETUA PGRI KECAMATAN TIGARAKSA

6. Sekretaris : CUCU ABDURROSYIED, SH
7. Ketua Harian : H. MUHAMAD FAHRUROJI, S. Si. MM

8. Anggota : KEPALA UPTD PUSKESMAS TIGARAKSA

9. Anggota : KEPALA DESA/ LURAH SE-KECAMATAN TIGARAKSA

10. Anggota : KEPALA UPT PENDIDIKAN KECAMATAN TIGARAKSA

11. Anggota : KEPALA KUA KECAMATAN TIGARAKSA

12. Anggota : PENGAWAS TK / SD SE – KECAMATAN TIGARAKSA

13. Anggota : KA. MABIGUS SE – KECAMATAN TIGARAKSA

PERIODESASI KETUA KWARRAN TELUKNAGA (1962-2020)

NO

NAMA L/P MASA BAKTI (THN) KETERANGAN
1 H. Djaih L
2 Drs. H. Moch Agus Salim L 1999 – 2002 Ka Kanwil Banten
3 Umdani, S, Pd L 2012 -2015 Masih menjabat

Perkembangan Kepengurusan Dewan Kerja Ranting
Kepengurusan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega tingkat Ranting Kecamatan Tigaraksa untuk masa bakti 2012 -2015 sesuai hasil keputusan Musyawarah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Puteri Putera Kwartir Ranting Teluknaga Tahun 2014 dan ditetapkan dengan Keputusan Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Teluknaga Nomor 002 Tahun 2014tanggal Januari 2014 tentang Susunan Pengurus Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Tigaraksa masa bakti 2012 -2015.

PERIODESASI DKR TELUKNAGA (1962-2020)

 NO NAMA L/P MASA BAKTI (THN) KETERANGAN
1 ENCEP NUH L
2 NURYADI OMB L 1997-1999
3 NURAMIN L 1999 – 2002
4 M. SAEFULLAH L
5 MUHAMAD RAMDHANI L
6 ARIYANTO L 2012 -2015 Masih menjabat

 

untuk web ke kwarcab_12 untuk web ke kwarcab_13 untuk web ke kwarcab_14 untuk web ke kwarcab_15 untuk web ke kwarcab_16 untuk web ke kwarcab_17 untuk web ke kwarcab_18 untuk web ke kwarcab_19

Demikianlah Profil ini kami buat dengan apa adanya, dan bila ada yang kurang tepat dalam penyampaian informasi dan komunikasi, mohon agar bisa saling melengkapi dan membantu. Dengan harapan profil ini, dapat memberikan gambaran utuh dan detail terhadap informasi yg dibutuhkan, rasanya jauh dari kata sempurna, namun kami berharap paling tidak mendekati sempurna….

Sekian dan Terima Kasih

Salam Pramuka…..!!!!